Senin, 17 Oktober 2016

Unknown

Perbuatan Yang Amat Dibenci Allah SWT

Sahabat ROHISSMKN2 salam sejahtera untuk kita semua semoga kita di beri kesehatan agar selalu beribadah kepada Allah SWT. Berbicara tentang perbuatan pasti ada yang baik dan ada juga yang buruk. Dan setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia pasti akan diminta pertanggungjawabanya.

Dalam Al Quran surat Al Isra sudah di sebutkan dari ayat 22 – 38 beberapa Perbuatan yang Amat Dibenci Allah. Dan semoga kita bisa terhindar dari perbuatan tersebut

Berikut penjelasan 10 Perbuatan yang Amat Dibenci Allah :


Pertama, larangan mempersekutukan Allah (syirik), dalam (QS al-Isra: 22) “Janganlah kamu adakan tuhan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah).”


Ini adalah perbuatan yang sangat di benci Allah, mempersekutukan Allah adalah termasuk dosa besar dan bisa di katakan perbuatan syirik yaitu keluar dari islam. maka cepat cepatlah kita bertaubat jika kita sadar perbuatan kita menyimpang dari ajaran islam. semoga Allah memberi ampunan bagi kita.




Kedua, Larangan berani sama kedua orang tua (QS al-Isra: 17:23-24). “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”



Ketiga, Perintah Penunaian hak terhadap orang miskin, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (QS al-Isra: 26).

Perbuatan boros yang membuang buang uang, padahal di sekeliling kita banyak fakir miskin itu merupakan perbuatan yang di benci Allah. Harta yang kita memiliki akan dipertanggung jawabkan kemana harta kita belanjakan.



Keempat, Perintah jangan terlalu kikir, “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.” (QS al-Isra: 29).



Kelima, larangan membunuh anak karena takut kemiskinan, “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (QS al-Isra: 31).

Setiap manusia yang lahir di dunia sudah dijamin rizki-nya oleh Allah, maka jika kita yakin bahwa Allah sudah menjamin setiap manusia sudah di atur rizkinya maka kita tidak perlu kawatir takut rizki kita tertukar dengan orang lain. Apalagi membunuh anak karena takut kemiskinan itu termasuk dosa besar.



Keenam, larangan berzina, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS al-Isra: 32).

 ______________________________________rohissmkn2_________________________________




Ketujuh, larangan membunuh seseorang, “Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.” (QS al-Isra: 33).




Kedelapan, larangan memakan harta anak yatim, “Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia dewasa dan penuhilah janji. Sesungguhnya janji itu pasti diminta pertanggungan jawabnya.” (QS al-Isra: 34).



Kesembilan, larangan taqlid buta (mengikuti syariat tanpa dasar naqli yang jelas), “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (QS al-Isra: 36).

Larangan taqlid buta yaitu mengikuti tanpa dasar yang jelas. Sebagai manusia awam apalagi dalam urusan agama, tentu kita jangan asal mengikuti apalagi dalam pemahaman yang salah tentu kita kan terjebak dalam kesesatan. Ikutilah  yang di ajarkan oleh Rasullah dalam Al Quran dan sunahnya.pasti kita akan selamat dunia dan akhirat.




Kesepuluh, larangan sombong, “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS al-Isra: 37).



Kesepuluh larangan ini dalam Kajian Surat Al Isra Ayat 22-38 ditutup dengan penegasan bahwa Allah sangat membenci perbuatan tersebut jika kita melakukannya, “Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi Tuhanmu.” (QS al-Isra: 38). Semoga Allah menghindarkan kita dari sepuluh perbuatan di atas. Amin.

~rohismkn2~
Read More
Naufal Al Rafsanjani

Tawakkal Itu Letaknya Di Dalam Hati

Para sahabat yang di rahmati allah, kita pasti sering dengar kata kata tawakkal, banyak orang yang mengucapkan kata tersebut. Tawakkal berarti berse karena urah diri, namun bukan berarti kita tidak berusaha loh…
Mewujudkan tawakal bukan berarti meniadakan usah. Allah memerintahkan hamba hambanya untuk berusaha sekaligus bertawakal. Berusaha dengan seluruh anggota badan dan bertawakal dengan hati merupakan perwujudan iman kepada allah ta’ala.

Kalau kita mau merenungi maka dapat kita katakan bahwa pengaruh tawakkal itu tampak dalam gerak dan usaha seseorang ketika bekerja untuk mencapai tujuan tujuannya. Imam Abul Qasim Al-Qusyairi mengatakan, “ketahuilah sesunggunya tawakkal itu letaknya di dalam hati. adapun gerak lahirlah maka hal itu tidak bertentangan dengan tawakkal yang ada di dalam hati setelah seseorang meyakini bahwa rizki itu datangnya dari allah. Jika terdapat kesulitan, maka hal itu adalah karena takdirnya, dan jika terdapat kemudahan maka hal itu kerena kemudahan darinya.” (Murqatul Mafatih, 5/157)
Read More

Sabtu, 10 September 2016

Naufal Al Rafsanjani

14 Abad Yang Lalu Dia Pernah Merindukanmu

Para sahabat sekalian yang dimuliakan allah, apakah kita tau siapa yang merindukan kita 14 abad yang lalu ??? Dialah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam,,, Tepat sembilan hari menjelang wafatnya, turunlah firman allah yang berbunyi :
 
waittaquu yawman turja'uuna fiihi ilaa allaahi tsumma tuwaffaa kullu nafsin maa kasabat wahum laa yuzhlamuuna.

“Dan peliharalah diri kalian dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kalian semua dikembalikan kepada allah. Kemudian masing masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikit pun tidak didzalimi."
( QS:Al-Baqarah : 281 )
    Semenjak itu raut kesedihan mulai tampak pada wajah beliau yang suci. “Aku ingin mengunjungi syuhada Uhud” ujarnya. Beliau pun pergi menuju makam syuhada uhud. Sesampainya disana, beliau mendekati mkam tersebut dan berkata “ Assalamu’alaikum wahai syuhada uhud, kalian telah mendahului kami. Insya allah kami pun akan menyusul kalian.” Ditengah perjalanan pulang, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasalam menangis. Para sahabat yang mendampinginya pun bertanya, “Apa yang membuat mu menangis wahai Rasullullah ?” Beliau pun menjawab, “Bukan, Kalian adalah sahabat sahabat ku. Adapun saudara saudaraku adalah mereka yang datang sesudahku, mereka beriman kepadaku padahal mereka belum pernah melihatku.” (HR. Ahmad)
Alangkah tulus ungkapan itu… namun tersisa beragam tanya:

   Kitakah yang dirindukan itu ?… Bila iya, sudahkah kita merindukannya ?… Sudahkah kita beriman sehingga pantas dirinduinya ?… Sudahkah kah kita mengamalkan sunnahnya sebagai bentuk bukti cinta ?… Pantaskah diri yang lalai ini dirindukan rasullullah ?… Alamgkah malangnya bila yang dirindukan itu terusir dari telaga haudhnya.

   Alangkah malangnya bila nanti terdengar darinya ucapan “Menjauhlah dari telaga ku…” Kau tau kenapa ?… Karena mereka telah mengubah ubah agama yang telah dibawanya.

   Wahai insan yang dirindu… ikutilah jalan hidup manusia agung yang dulu pernah merindukanmu. Jauhi segala macam bid’ah dalam agama, agar kau tak terusir dari telaga haudhnya. Buktikan cintamu dengan ittiba’ agar cintamu tidak bertepuk sebelah tangan.

   Para sahabat sekalian yang dimuliakan allah, ada baiknya kita harus selalu beristiqomah di jalan allah, kerjakan sunnah yang telah diajarkan oleh rasullullah dan janganlah kita berpikiran untuk melebih lebihkan atau mengurang-ngurangkan ajaran yang telah dibawanya.

Sumber:
Indonesia Bertauhid IG
Dakwah 411 Blogger
TERIMA KASIH
Read More
Naufal Al Rafsanjani

Rukun Iman Dan Penjelasannya


1. Rukun Iman kepada Allah

Tidaklah ada seseorang mengatakan beriman kepada Allah sampai dia mengimani 4 perkara yakni:
– Mengimani bahwa adanya Allah Swt
– Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada lagi yang menguasai, mengatur dan mencipta alam semesta terkecuali Allah
– Mengimani pada uluhiah Allah bahwa tak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali Allah dan meniadakan segala sesembahan selain Allah Swt.
– Mengimani untuk semua dan segala sifat Allah yang Allah sudah tetapkan untuk diriNya dan yang Nabi Muhammad Saw yang telah tetapkan untuk Allah, serta selalu menjauhi Tahrif, takyif, tamtsil dan tathil.
2. Rukun Iman kepada Para Malaikat

Adapun maksud kita wajib untuk membenarkan bahwa para malaikat tersebut memiliki wujudnya dimana Allah Swt telah menciptakan mereka dari cahayaNya. Mereka ialah makhluk dan hamba Allah yang senantiasa patuh dan beribadah selalu kepadaNya. Allah Swt berfirman:
Artinya: “Dan malaikkat-malaikat yang di sisiNya, merekka tiada memiliki rasa anggkuh untuk menyyembahNya dan tiada (pula) merassa letih. mereka sellalu bertasbih malam dan sianng tiada henti-henttinya” (QS. Al-Anbiya: 19-20)
Kita mesti wajib untuk mengimani secara rinci pada setiap malaikat yang kita sudah ketahui namanya semisal Jibril, Mikail dan Israil. Adapun yang kita tak ketahui namanya maka kita mengimani hal tersebut secara universal. Diantara bentuk beriman kepada mereka ialah mengimani pada setiap tugas dan amalan mereka yang tersebut didalam Al-Quran dan hadits yang sahih, semisal mengantar wahyu, mencabut nyawa, menurunkan hujan dan seterusnya.
3. Rukun Iman kepada kitab-kitab Allah




Kita mengimani bahwa untuk seluruh kitab Allah ialah kalamNya, dan kalamullah itu bukanlah makhluk karena kalam merupakan sebuah sifat Allah dan sifat Allah itu bukanlah makhluk
Kita juga mesti wajib dalam mengimani secara merinci untuk semua kita yang namanya telah disebutkan didalam Al-Quran semisal taurat, injil, zabur, suhhuf ibrahim dan suhhuf musa. Sementara yang tak kita ketahui tentang namanya maka kita hanya bisa mengimaninya secara universal bahwa Allaw Swt memiliki kitab lain selain daripada apa yang telah diterangkan untuk kita. Secara khusus mengenai Al-Quran bahwa kita hanya wajib mengimani bahwa dia adalah penghapus hukum dari semua kitab suci yang telah turun sebelumnya. Sesuai dengan firman Allah Swt:
Artinya: “Dan kammi telah turrunkan kepadamu Al-Quran dengan memmbawa kebennaran, membenarkan apa yangg sebbelumnya, yaitu kitab-kittab (yang diturunkan sebellumnya) dan batu ujian terhaddap kitab-kittab yang lain itu.”(QS Al-Maidah:48).
4. Rukun Iman kepada para nabi dan rasul Allah




Penjelasan tentang rukun iman yang keempat yakni mengajak kita untuk mengimani bahwa terdapat diantara laki-laki yang ada dikalangan manusia yang telah dipilih oleh Allah Swt menjadi perantara untuk diri-Nya bersama dengan para makhluknya. Namun, mereka semua tetaplah menjadi manusia biasa yang sama sekali tidak memiliki sifat-sifat dan hak-hak persoalan ketuhanan, karenanya dengan menyembah para nabi dan rasul ialah kebatilan yang nyata.
Wajib mengimani berarti semua wahyu nabi dan rasul tersebut itu benar dan memiliki sumber dari Allah Swt. Karena itu siapa saja yang telah mendustakan kenabian dari salah seorang diantara mereka maka itu sama saja bahwa dia telah mendustakan semua nabi yang lainnya. Karena itu Allah Swt mengafirkan nasrani dan yahudi tatkala tidak mengimani kepada Nabi Muhammad aw dan Allah telah mendustakan untuk keimanan mereka kepada Isa dan Musa As, karena itu mereka tak beriman kepada Nabi Muhammad Saw.
Juga wajib untuk mengimani secara merinci pada setiap nabi dan rasul yang telah kita ketahui namanya. Sementara yang tak kita ketahui mengenai namanya maka kita mesti wajib untuk mengimaninya secara menyeluruh. Seperti Firman Allah Swt:
“Sesungguhnya Kami tellah memberikan wahhyu kepadammu sebagaimanna Kami tellah memberikan wahhyu kepada Nuh dan Nabi-nabi yang kemmudiannya, dan Kami tellah memberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Ismail, Ishak, Ya’qub dan anakk cuccunya, ‘Isa, Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. Dan Kami berrikan Zabur kepadda Daud” (QS. An Nisa:163).
“Dan sesunggguhnya telah Kammi utus bebberapa orang rasul sebbelum kamu, di antara mereka ada yangg kami cerritakan kepadammu dan diantara mereka ada (pula) yang tiddak Kami Ceritakan kepaddamu” (QS. Mu’min:78).
5. Rukun Iman kepada Hari Akhir



Disebut sebagai hari akhir sebab dia merupakan hari terakhir untuk dunia ini, tak ada lagi untuk hari esok. Hari akhir merupakan hari dimana Allah Swt telah mewakafkan untuk seluruh makhluk yang masih hidup pada saat itu kecuali yang Allah perkecuallikan, lalu mereka semua akan dibangkitkan untuk bisa mempertanggungjawabkan amalan yang telah mereka lakukan. Allah Swt berfirman:
” sebaggaimanan Kami telah memmulai penciptaan perrtama begitulah Kammi akan mengulangiinya, janji dari Kami, sesunggguhnya Kami passti akan melakukannnya.” (QS. Al-Anbiya: 104)
“Maka demmi Tuhanmu, merreka (pada hakekatnya) tidak berriman hinggga mereka menjjadikan kamu hakkim terhadap perkara yangg merekka perselisihkkan, kemudian merreka tidak merassa dalam hati merreka sesuatu keberratan terhaddap putussan yang kammu berikan, dan merreka menerimma dengan sepennuhnya.” (QS. An Nisa:65)
Inilah makna dari rukun iman Hari Akhir secara khusus, meskipun pada dasarnya bahwa beriman kepada hari akhir itu meliputi 3 perkara, dimana siapa saja yang akan mengingkari salah satunya maka pada hakikatnya dia tak beriman untuk hari akhir. Ketiga perkara tersebut adalah:
– Mengimani untuk semua yang akan terjadi di Alam Barzakh yakni alam diantara akhirat dan dunia berupa fitnah kubur oleh 2 malaikat, nikkmat kubur untuk yang lulus dari fittnah, dan siksa kubur untuk mereka yang tidak selamat darinya.
– Mengimani untuk tanda-tandda hari kiamat, baik itu tanda-tanda kecil yang jumlahnya pulluhan, maupun tanda-tandda besar yang para ulama sebuttkan jumlahnya ada 10 yang diantaranya: munculnya seorang imam Mahdi, keluarrnya Dajjal, turrunnya nabi Isa As, keluarrnya Ya’juj dan Ma’jun dan seterrusnya sampai terbitnya matahhari dari sebelah barat.
– Mengimani untuk semua yang akan terjadi sesudah kebangkitan. Dan kejadian tersebut jika mau disistematiskan yakni: kebangkitan lalu berdiri di area padang mahsyar, kemudian telaga, lalu di hisab atau (tanya jawab dan pembagian kitab), mizan atau (penimbangan amalan), sirath, nerraka, qintharah atau (titian kedua sesudah shirath), dan yang terakhir ialah surga.
6. Rukun iman kepada takdir yang baik dan yang buruk.



Maksudnya disini bahwa kita wajib untuk mengimani bahwa semua yang telah Allah Takdirkan, apakah itu kejadiannya baik dan buruk maka itu semual bersumber dari Allah Swt. Beriman kepada takdir Allah tersebut tidak teranggap sempurna sampai mengimani 4 perkara.
– Mengimani bahwa memang Allah Swt mengimani segala sesuatu tentang kejadian, yang buruk maupun baik. Bahwa Allah telah mengetahui segala kejadian yang sudah berlalu, yang sedang terjjadi, dan yang belum terjadi, serta semua kejadian yang tak terjadi seandainya terjjadi maka Allah mengetahuinya bagaimana itu terjadi.
Allah Swt berfirman:
“Agar kamu menggetahui bahwasannya Allah Maha Kuasa atas seggala sesuatu, dan sesungguhnnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputti segala sesuatu” (QS Ath-Thalaq:12)
– Mengimani bahwa Allah Swt sudah menuliskan segala takdir dari makhluk yang ada di lauh al-Mahfuzh, 50 ribu tahun sebelumnya dia mencipptakan bumi dan langit.
Dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash Ra dia telah berkata: Sayya pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda:
“Allah tellah menuliskan takkdir bagi semua makhhluk 50.000 tahun sebellum Allah menciptakan langgit dan bumi” (HR. Muslim No.4797).
– Mengimani bahwa tak ada satupun gerakkan dan diammnya makhluk dilangit, dibumi dan diseluruh allam semesta kecuali semuanya baru terjadi sesudah Allah menghendaki. Tidakklah makhhluk bergerrak kecualli dengan kehenndak dan izinNya, sebaggaimana tidaklah merreka diam dan tidakk bergerak keccuali sesudah ada kehenda dan izzin dari-Nya.
Allah Swt berfirman yang berarti “Dan Kammu tidak dappat menghendakki (mengerjakan sesuatu) keccuali apabila dikehhendaki Allah, Tuhan semesta allam” (QS. At-Takwir:29)
– Mengimani bahwa untuk seluruh makhluk itu tanpa terkecuali, zat mereka beserta untuk seluruh sifat dan perbuatan mereka ialah makhluk ciptaan Allah Swt.

~Rohis SMKN 2 Jakarta~
Read More

Sabtu, 03 September 2016

Unknown

Barangsiapa Yang Menaati Rasullullah, Sesungguhnya Ia Telah Menaati Allah

Wajib bagi setiap muslim, bahkan seluruh penduduk bumi, baik laki laki, maupun perempuan, baik jin, maupun manusia, seluruhnya wajib menaati syariat nabi muhammad shallallahu ‘alaihi wasalam, mengikuti beliau, dan mengetahui seluruh apa yang beliau larang. Ini merupakan sebab masuknya seseorang ke dalam surga.
Allah berfirman :
 
man yuthi'i alrrasuula faqad athaa'a allaaha waman tawallaa famaa arsalnaaka 'alayhim hafiizhaan
     “Barangsiapa yang menaati rasul sesungguhnya ia telah menaati allah” (QS. An nisa:80).


 
qul athii'uu allaaha wa-athii'uu alrrasuula fa-in tawallaw fa-innamaa 'alayhi maa hummila wa'alaykum maa hummiltum wa-in tuthii'uuhu tahtaduu wamaa 'alaa alrrasuuli illaa albalaaghu almubiina  

    “Katakanlah :”Taat kepada allah dan taatlah kepada rasul. Dan jika kamu berpaling, maka sesengguhnya kewajiban rasul itu adalah apa yabg dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (Amanat Allah) dengan sejelas-jelasnya” (QS An-Nur:54)



qul yaa ayyuhaa alnnaasu innii rasuulu allaahi ilaykum jamii'an alladzii lahu mulku alssamaawaati waal-ardhi laa ilaaha illaa huwa yuhyii wayumiitu faaaminuu biallaahi warasuulihi alnnabiyyi al-ummiyyi alladzii yu/minu biallaahi wakalimaatihi waittabi'uuhu la'allakum tahtaduuna
 
    “Katakanlah: “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan allah kepadamu semua, yaitu allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi: Tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain dia, yang  menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada allah dan rasul nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada allah dan kalimat kalimat nya (kitab kitabnya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk (QS Al-Araf: 158).

    Para sahabat sekalian yang dirahmati allah, dijaman sekarang yang modern ini manusia sepertinya lupa akan kehidupan di dunia yang hanya sementara ini, kita jauh dari para ulama dan lebih mementingkan main gadget daripada mengaji, wahai saudaraku, jadikanlah pribadi kita lebih baik daripada orang lain, saling  berlomba-lomba lah dalam berbuat kebaikan dan kita harus selalu memuhasabah diri kita, agar kita tersadar dari segala dosa yang telah kita perbuat di dunia ini.
Read More